Dalam susunan elektronik, ada banyak sekali komponen yang perlu Anda ketahui. Terutama ketika Anda memang sedang menggeluti hal-hal yang berbau elektronik. Salah satu perangkat elektronik yang perlu Anda ketahui adalah SCR. Apa itu SCR?
![]() |
Foto Dioda SCR (Silicon Controlled Rectifier) |
SCR adalah singkatan dari Silicon Controlled Rectifier. SCR ini merupakan sebuah komponen yang bertugas untuk menjadi penyearah dari sebuah arus listrik. SCR terbuat dari 4 bahan semikonduktor yang dilapis atau silikon, dan juga memiliki sebuah gate, oleh beberapa orang SCR disebut thyristor.
Karakteristik SCR
Setelah mengetahui pengertian sederhana dari komponen ini, maka Anda harus tahu karakteristik dari SCR. Ada beberapa aspek yang perlu Anda lihat ketika mempelajari karakteristik dari SCR:
- Bahan
Hal pertama yang harus Anda lihat adalah bahan yang menyusun komponen ini. SCR, seperti yang sudah disebutkan di atas, disusun oleh 4 silikon yang menjadi lapisan. Silikon tersebut merupakan bahan semi konduktor. Selain silikon, Anda juga perlu tahu kalau SCR punya gate.
- Kaki
SCR sama seperti dioda pada umumnya. Hanya saja kaki yang dimiliki oleh SCR tidak berjumlah dua seperti dioda pada umumnya. SCR memiliki 3 kaki terminal, ketiganya kemudian disebut dengan gate atau gerbang.
Fungsi dari kaki ketiga sendiri merupakan pengendali. Sementara kaki lainnya, yakni Anoda dan Katoda memiliki fungsi yang sama seperti dioda pada umumnya.
- Kemampuan
Seperti yang sudah disebut beberapa kali di atas, SCR ini punya kemampuan mengendalikan tegangan dan juga daya yang terhitung cukup tinggi. Kemampuan itu memang sudah ada sejak pertama kali SCR dikenalkan yakni tahun 1956.
Karena itulah kemudian SCR juga biasa dipakai untuk saklar atau pun pengendali di dalam sebuah rangkaian elektronika. Bahkan beberapa SCR dipakai di rangkaian dimmer, logika, chopper, osilator, hingga rangkaian timer.
- Susunannya
Sementara kalau dilihat dari susunannya sendiri, SCR ini terdiri dari 4 lapisan semikonduktor yang bentuknya positif negatif, positif, negatif, atau PNPN. Lalu pada terminalnya ada di lapisan P yang dekat dengan katoda.
Cara Kerja SCR
Kalau kita membahas soal cara kerja SCR maka secara tidak langsung kita juga bisa mengatakan bahwa cara kerja dari SCR ini mirip dengan dioda pada umumnya. Tapi ada beberapa hal yang membuatnya berbeda.
![]() |
Prinsip kerja SCR sederhana / Slideshare |
Seperti misalnya SCR membutuhkan tegangan positif di bagian terminal agar fungsinya bisa aktif. Setelah itu SCR baru bisa menghantarkan arus listrik ke Anoda dan juga Katoda. Lalu saat SCR ini sudah menyala atau ada di keadaan ON, maka ia akan ON selamanya.
Meskipun tegangan positif yang jadi pemicu dilepaskan, ia akan tetap ON. Terus bagaimana membuat ia OFF? Caranya adalah dengan menurunkan arus maju anoda-katoda sampai ia berada di titik Ih SCR, sementara besaran holding SCR berbeda. Anda harus melihat pada datasheet SCR tersebut.
Jenis-jenis SCR
SCR memiliki beberapa jenis. Jenis-jenis itu dibagi berdasarkan bentuk, sampai karakteristik bias. Berikut ini beberapa jenis SCR atau Silicon Control Rectifier dilihat dari bentuk packingnya:
- SCR Baut atau disebut juga Stud SCR
- Diamond Pack, karena bentuknya seperti diamond
- SCR Kancing atau juga disebut Press Diode
- Isotop atau SCR SOT
- SCR yang berbentuk transistor atau disebut SCR TO
Selain jenis yang disebutkan di atas, ada beberapa kali jenis SCR berdasarkan bentuk packingnya. Tapi kelima SCR yang disebutkan di atas adalah yang paling sering dipakai. Selain itu, kelima SCR memang wajib dikenali oleh para teknisi sebagai sebuah pengetahuan dasar.
Setelah itu, kita akan melihat SCR dari karakteristik bias gate. Kalau dari karakteristik bias gate ini ada beberapa jenis SCR yang perlu Anda ketahui. Cara melihat karakteristik bias gate ini dilihat dari kaki atau terminal gatenya. Ada 3 kelompok utama, yakni:
1. Forward Blocking Mode
Di dalam mode yang satu ini, SCR dihubungkan dengan jaringan dengan bentuk sedemikian rupa. Hal itu membuat kaki anoda jadi positif bersama dengan katoda, sehingga gate masih tetap terbuka. Di dalam susunan ini, J1 dan J3 bias maju sementara persimpangan J2 bias balik.
Di dalam arus ini SCR memberikan ketahanan yang tinggi. Karena itulah SCR menjadi saklar yang kemudian bertugas untuk menghalangi arus yang maju dan juga mengalir lewat SCR.
2. Forward Conduction Mode
Setelah itu, ada forward conduction mode, yang mana di dalam mode yang ini SCR masuk ke konduksi dari pemblokiran. Ada dua cara untuk melakukannya, pertama adalah dengan menerapkan pulse positif atau dengan cara menaikkan tegangan ke depan.
3. Reverse Blocking Mode
Kalau di dalam operasi yang satu ini katoda jadi positif dan selaras dengan anoda. Setelah itu, J1 dan J3 bias balik sementara J2 bias maju. Tegangan itu mendorong SCR untuk kemudian mengalirkan arus bocor kecil.
Memahami SCR memang tidak mudah. Anda harus sering melakukan praktek dengan menggunakan SCR ini agar lebih paham. Pembahasan SCR di atas dapat memberikan pengetahuan dasar kepada Anda, sehingga bisa lebih percaya diri mempraktekkannya.